Share for friends:

Read Voice Of The Gods (2007)

Voice of the Gods (2007)

Online Book

Author
Rating
4.03 of 5 Votes: 1
Your rating
ISBN
0060815922 (ISBN13: 9780060815929)
Language
English
Publisher
harper voyager

Voice Of The Gods (2007) - Plot & Excerpts

Apa yang kamu lakukan bila kamu melihat tumpukan buku tebal + diskon dengan harga yang sangat menggiurkan, lalu menyadari bahwa genre buku tersebut merupakan genre yang kamu sukai?Apa kamu akan mengabaikan tumpukan buku-buku itu?Cuma melihat-lihat dan sekedar lewat saja?Atau kamu akan kalap dan mengacak-ngacak tumpukan buku itu demi mendapat buku yang kamu inginkan?Dan saya melakukan pilihan ketiga Saya mendapatkan ketiga buku ini dengan harga yang cukup murah, yaitu 75000 untuk tiga buah buku. Sangat menggiurkan bukan? Padahal, dengan tebal buku yang bisa membuat maling pusing kalau kena timpuk ini, buku ini bisa dikategorikan buku mahal kalau dijual dengan harga asli. Buku ketiganya saja saya lihat di daftar salah satu toko buku dipatok dengan harga 89k Sebenarnya, buku ini sudah lama terbit, mungkin 1-2 tahun yang lalu. Namun, saya kurang jeli dalam melihat keunikan buku ini (sebelum dijual dengan harga 25k per 1 buku). *Iya, nasib dompet mahasiwa, nyarinya pasti buku murah :|*Ah, ya, balik soal kejelian, ada beberapa faktor yang membuat saya tidak terlalu melihat bahwa ini termasuk buku bagus:1. covernya yang benar-benar seperti cover anak-anak, sama sekali tidak menarik minat saya waktu buku ini bertebaran di toko buku, kecuali buku ke-3, buku ini pernah mengundang minat say akarena covernya yang unik.2. Harganya yang mahal. *Iya, waktu itu saya masih mikir-mikir kalau mau beli, ya iyalah, blurb belakangnya aja belum menarik minat saya, mana saya berani buat beli*3. Tebelnya itu lho, gak nahanin. *oke, yang ketiga ini curcol, karena saya juga merasa berat waktu melalap ketiga buku ini.Ehm, secara garis besar, saya menyukai bagaiman trudi mengembangkan dan menyampaikan ceritanya. Secara isi, saya tidak terlalu memedulikannya, saya justru penasaran apakah pengarang juga mengambil sikap seperti itu dalam memandang agama?Agama?Ya, buku ini membahas mengenai keyakinan dalam beragama.Apaaah????!!! *emot dua tangan menyentuh pipi*, Tapi itu buku fantasi!Saya sendiri juga gak ngira ada buku fantasi membahas tentang Theis dan Atheis. :|Jadi, bagaimana ceritanya?Kalau diceritakan panjang-lebar, dan saya pasti cukup malas membahas ketiga buku tebal ini dan menceritakannya panjang lebar. :/*timpuk pake sendal*Oke, cukup percakapannya.Ketiga buku ini menceritakan mengenai kisah orang-orang yang beragama (polytheisme, karena di dalam buku ini para tokoh menyembah banyak dewa). Tokoh utama dalam cerita ini merupakan seorang gadis dengan kemampuan luar biasa, cerdas, sakti mandraguna, dan luar biasa pintar (entah kenapa aku jadi memutar kedua bola mataku kalau ingat karakterisasi tokoh utama). Gadis ini bernama Auraya.Cerita dibuka, di buku satu, mengenai Auraya remaja yang berhasil menyelamatkan desanya dari tentara Dunway yang menyandera seluruh penduduk desanya. Di awal cerita ini, saya sudah menemukan dua istilah menarik: Circlian dan Dreamweaver. Wew, sontak saya mengerutkan dahi membaca kedua istilah ini. Apa itu Circlian dan apa itu Dreamweaver?Saya kira, kedua istilah ini merupakan tempelan dalam cerita ini. Maklum, terbiasa membaca kebanyakan romance fantasy, saya menebak-nebak kalau buku ini juga termasuk romance fantasy yang bakalan bikin saya kapok baca karena ceritanya menye-menye. Lihat saja, kebanyakan fantasy yang ada di toko buku adalah fantasy romance. Bukan berarti saya tidak menyukai fantasy romance, tetapi melihat kebanyakan membaca fantasy romance kadang membuat saya jadi bosan dengan alur dan cerita yang itu-itu saja. Saya kira buku ini akan menyediakan hal itu dan terbukti, saya salah.Circlian merupakan istilah bagi para penganut lima dewa di Ithania Utara. Dewa-dewa tersebut adalah Chaia, Huan, Lore, Yranna, dan terakhir Saru. Setiap dewa memiliki kelebihan masing-masing dan sangat berkuasa di Ithania Utara. Circlian merupakan perpanjang para dewa, mereka adalah para pendeta yang bertugas melayani dan menyembah dewa, serta menyebarkan perintah dewa. Pimpinan para pendeta Circlian ini disebut White, manusia abadi yang bisa berkomunikasi langsung dengan dewa. (walau pada akhirnya saya mengerutkan dahi lagi karena tidak hanya white yang bisa mendengar suara dewa, bahkan pendeta circlian biasa pun bisa mendengara suara dewa).Lalu, siapa Dreamweaver itu? Jika ada orang yang percaya pada dewa, maka tentu ada yang tidak percaya 'kan? Orang-orang itulah yang disebut Dreamweaver. Adanya orang ingkar itu biasa! Kenapa musti mengistimewakan mereka dengan memberi mereka istilah lain? Karena memang kenyataannya, Dreamweaver itu istimewa. Dreamweaver mempunyai kemampuan penyembuh dan pengobatan yang luar biasa. Bisa dikatakan pula bahwa mereka adalah orang-orang cinta damai yang tersumpah untuk tidak membunuh makhluk lain dan mengobati kedua belah pihak dari orang-orang yang beperang. Bisa dikatakan, mereka mirip pmi di masa kini. Hanya saja, pmi (yang menurut orang beragama) kafir.Ingkar tapi suka menolong?Kurasa kalian ragu dengan ceritaku barusan. Mungkin, di dalam benak kalian sudah terpatri bahwa orang yang ingkar merupakan orang jahat dan bengis yang haus darah. Namun, dalam ceritanya ini nyatanya tidak. Walau tokoh utama yang mewakili golongan ini, Mirar, termasuk tipe laki-laki petualang cinta, dia masih bisa dikategorikan seseorang yang manusiawi, sederhana, dan suka menolong.Lantas, apa yang membuat cerita ini menarik? Aku mencium adanya asmara di antara Circlian dan Dreamweaver.Dan kalian akan mendapati diri kalian kecewa bila mengira romansa adalah bumbu utama cerita ini. Tidak. Romansa adalah bumbu penyedap. Keyakinan adalah bumbu utamanya.Ah, berhentilah menyebut-nyebut keyakinan terus! Katakan sejelasnya mengenai isi ceritanya!*menggendikkan bahu* baiklah...Buku pertama adalah buku yang paling lambat alurnya. Saya mendapati diri saya benar-benar lelah dan capek membacanya. Namun, dua kata kunci utama, Auraya (the white) dan Mirar (Dreamweaver) merupakan tokoh yang menarik minat saya untuk tetap membacanya sampai akhir. Ada banyak tokoh di sini dan sulit sekali menceritakannya satu-satu. Yang jelas, keterkaitan antara circlian dan Dreamweaver ini kemudian menyeret satu keyakinan lagi dari Ithania selatan yaitu, Pentadrian. Apa itu Pentadrian? Mereka sama seperti Circlian, hanya saja mereka menyembah lima dewa yang berbeda.Nah, mulai merasakan sesuatu yang aneh?Circlian, Pentadrian, dan Dreamweaver. Penyembah dan orang ingkar. Kaum yang menyembah dewa-dewa yang berbeda dan kaum yang tidak mengakui dewa mana pun. Di sini saya melihat potensi konflik horisontal yang disebabkan oleh hubungan vertikal. Kedengaran mirip seperti kenyataan di kehidupan sehari-hari?Saat Pentadrian masuk ke dalam cerita, saya terenyak, saya mulai berpikir, apa yang ingin penulis sampaikan dalam ceritanya? Dan menginjak buku kedua, saya mulai sadar, ke arah mana pendapat penulis mengenai keyakinan. (Oh, saya tidak tahu apakah penulis merupakan orang yang taat beragama, saya hanya menebak-nebak lewat cerita yang dia sampaikan dalam ketiga bukunya). Auraya the white merupakan pribadi yang amat memuja dewa-dewa. Namun, di sisi lain dia adalah seorang pribadi yang lembut pada orang lain tanpa memedulikan apakah orang itu ingkar atau percaya. Namun, suatu ketika sikap pemujaannya terhadap dewa-dewa mulai dipertanyakan ketika salah satu dewa menyuruhnya untuk membunuh seseorang tanpa alasan yang jelas.Apakah bau keingkaran mulai tercium?Dan Auraya memang benar mulai merasakan keraguan terhadap dewa-dewa ketika mereka menyuruhnya membunuh orang lain tanpa alasan yang jelas. Sedangkan para dewa, mereka hanya tahu kepatuhan dan mereka tidak mengenal pembangkangan. Keraguan dalam diri Auraya hanya membuat salah satu dewa beringas untuk mengintimidasinya dan mencoba membunuhnya berulang-kali. Ironis bukan? Dewa yang dipuja-puji Auraya justru ingin membunuhnya berulang-kali. Padahal, posisi Auraya pada waktu itu adalah posisi tertinggi dari semua pendeta, tetapi nyawanya justru paling terancam di antara yang lain.Dalam keadaan tertekan, akhirnya Auraya meninggalkan posisinya dan tinggal bersama kaum Siyee. Siyee merupakan salah satu kaum yang menjadi perlambang keegoisan dewa di Ithania. Hanya karena salah satu dewa ingin bereksperimen, mereka membuat manusia yang awalnya sempurna menjadi cacat dan memiliki bentuk tubuh yang aneh. Di antara orang-orang inilah Auraya menghabiskan waktu dan mengamalkan ilmu pengobatan yang diajarkan Mirar padanya.Sayangnya, pengunduran diri Auraya tidak membuat dewa yang membencinya tenang. Dewa tersebut masih tetap ingin membunuhnya. Di buku ketiga, serangan terhadap Auraya makin menjadi-jadi. Namun, Auraya masih terselamatkan dengan bantuan Emerahl atau Jade salah satu manusia abadi yang disebut pula kaum liar. Kaum liar mirip seperti Dreamweaver, mirip tapi tidak sama. Mereka tahu ada dewa-dewa, tetapi mereka membenci dewa-dewa. Mereka menganggap dewa-dewa adalah pangkal dari permasalahan semua manusia. Bagaimana tidak? Kaum yang tekah hidup ribuan tahun ini menyaksikan sendiri bagaimana para dewa melibatkan manusia dalam perseturuannya, hingga puncaknya perang dewa-dewa membuat semua dewa binasa kecuali lima dewa, yaitu dewa-dewa Circlian dan mungkin.......... dewa-dewa pentadrian pula.Bersama kaum liar, Auraya berusaha untuk melawan dewa-dewa ini, bahkan dewa yang mencintainya sekalipun. Namun, sesakti apapun manusia, bahkan manusia abadi sendiri, bisakah manusia mengalahkan dewa atau mungkin Tuhan dalam cerita ini?Cukup sampai di sini penjelasannya, kalau saya bercerita lebih banyak, pasti akan ada spoiler di mana-mana. Cerita di novel ini memang kompleks dan tidak akan mudah dijelaskan dalam bahasa yang singkat. Namun, cerita di atas cukup mewakili inti dari ketiga novel ini. Satu kata itu sudah cukup untuk menggambarkan keadaan di dalam novel, bisakah manusia melawan/membunuh Tuhannya?Jujur saja, ide cerita ini membuat saya terkejut. Baru kali ini saya membaca kisah fantasi yang dengan gamblang mengadu mengenai tokoh-tokoh yang sekiranya di dunia nyata pun ada tokoh seperti itu. Orang-orang yang fanatik terhadap agama, orang atheis yang sangat besar kemungkinannya tidak diterima di kalangan beragama sebaik apapun dia, dan juga toleransi antara umat di kalangan orang-orang yang yakin bahwa 'Dia' itu ada.Cerita ini membuat saya tercenung. Menarik sekali....Saya mendapati dirinya saya membaca ketiganya dalam kurun waktu 4 hari, dengan catatan, dua hari terakhir membuat saya cukup frustasi karena sulit menemukan Voice of Gods yang merupakan penutup kedua kisah di atas. Buku pertama adalah buku yang paling membosankan dan berat. Banyak kalimat-kalimat yang tidak saya pahami dan kebanyakan saya hanya memfokuskan diri untuk membawa bagian Auraya dan Mirar. Namun, itu sudah cukup bagi saya untuk memahami inti keseluruhan cerita. Buku kedua, cerita berjalan mulai menarik, apalagi dengan kisah cinta antara dewa dan manusia, kedengaran seperti Zeus yang suka mengawini wanita-wanita manusia . Dan buku ketiga, walau dengan ending yang mengecewakan, tetapi menjawab pertanyaan saya mengenai pandangan penulis mengenai agama. (sekali lagi, saya cuma menebak dari cerita yang ditulis penulis).Dan epilognya? Whoa...., benar-benar seperti menceritakan kaum monotheis yang mulai hadir di Ithania!ck...ck...ck, saya sampai geleng-geleng, merasa tersindir dengan kalimat Trudi melalui tokohnya yang menyatakan, bahwa agama diperlukan untuk menyatukan umat (sekaligus mendapat kekuasaan). Wow, tercium sindiran di sini.Karakterisasi di dalam novel ini sangat bagus dan apik. Saya mendapati kalau saya menyukai kelima manusia abadi, terutama Mirar. Untuk tokoh utama? Suka sih, cuma sedikit -errrrr- dengan kemampuannya yang luar biasa. Untuk kisah penutup, saya sudah bisa menebaknya dan bagi saya, buku ketiga adalah buku yang paling menarik karena puncak cerita ada di sana Rate 2 bintang untuk buku satuRate 3 bintang untuk buku dua, dan terakhirRate 4 bintang untuk buku tiga.Buku fantasi ini benar-benar non mainstream seperti kebanyakan di pasaran. Bagi kalian yang suka fantasy dan bosan dengan cerita yang itu-itu aja (seperti di kebanyakan toko buku), saya sarankan untuk membaca cerita ini. Emang berat dan blunder, tapi terakhir enak banget buat dicerna kok. Namun, sebaiknya kalian berhati-hati dalam mengambil pemahaman soal 'keyakinan' di sini. Karena, bila ide cerita ini dibalik, pasti 'keyakinan' tentang Tuhan akan berbeda lagi ps : buku ini sepertinya mulai agak susah dicari

This review has previously been posted at Another World Book Blog. It’s fair to say that the first two books of The Age Of The Five Trilogy were underwhelming to me. In spite of this I held on to the hope that history would repeat itself; that the third instalment of this Trudi Canavan trilogy would blow me away in the same manner as book three of The Black Magician Trilogy, had done. Regrettably, my hope was misplaced. Not only is Voice Of The Gods not in the same league as, The High Lord, it is also the weakest book of this trilogy. In fairness, I should probably mention that much of my disappointment with this book, and the trilogy as whole, is the result of the high expectations I had before I started reading. The Black Magician Trilogy made quite an impression on me, so I couldn’t wait to get stuck into The Age Of The Five Trilogy. Sadly, at no point was this new trilogy able to meet my expectations, nor did it ever threaten to do so. It would be easy to conclude that Voice Of The Gods is a poor novel that should be avoided. But the truth is, it’s not horrible by any means. It is, for the most part, a readable book; but one which is marred by the all the same flaws that tarnished the two previous books of the trilogy. These faults are largely responsible for why The Age Of The Trilogy doesn’t fulfil the promise of its premise. To reiterate the problems mentioned in my reviews for the first two books of the trilogy, that continue to plague this book: there are still too many point of view characters used; the narrative is not focussed enough due to the inclusion of superfluous sub-plots; and the story is predictable, principally because of the numerous parallels and similarities with The Black Magician Trilogy. Where the book remains strong, is with some of the main characters. The Pentadrian duo of Imenja, the Second Voice Of The Gods, and her Dedicated Servant, Reivan, are once again the best thing about the book. While they are both interesting characters in their own right, it is the dynamic of the friendship the two women have built that is so compelling. I can only speculate how much better this trilogy could have been if Imenja and Reivan had been the main focus of the story. Perhaps the most disappointing thing about the book, and the trilogy as a whole, is that it promised to evolve beyond the initial premise of the story, conflict between two implacable religious groups, into something much more complex and compelling. While the story certainly does develop into a more complicated tale, it doesn’t do so in a satisfactory or interesting manner. And the less said about the resolution to the third book the better. I don’t think I’ve ever read a more anti-climactic ending to a story. You would imagine that two civilisations discovering that they had been manipulated into a costly religious war by a group of sorcerers who had deceived the people into worshipping them as gods, would have far reaching ramifications. Yet it appeared that this revelation wasn’t that big a deal. It seemed as though most of the characters were more upset that their “gods” had been exposed as frauds, with all their anger reserved for those who had revealed the truth and killed the gods. In summation, there is a great story trying to get out of The Age Of The Five, sadly it never fully emerges. As a consequence it’s hard to know who to recommend it to. I would certainly advise those people who have read and enjoyed The Black Magician Trilogy to avoid this, as bitter disappointment is inevitable. I suspect that those most likely to enjoy this trilogy will be those who haven’t previously read any of Trudi Canavan’s other work.

What do You think about Voice Of The Gods (2007)?

I found the first book slow but it turned out to be an excellent overall story. For me this final book was just a little slower than I prefer in the beginning and has a few too many character POVs which are used only once or twice. I don't mind multiple POVs and characters but I like them to all be main characters and there shouldn't be too many POVs as it's only so long before I get irritated at spending a long time away from each main character. However the POVs were used well to build the story.I guessed right about the gods in the first book, and while it seems slightly off that no character in the world guessed till near the end, I still buy it as it was a great idea. I love the Wilds!
—Aless

It was pretty good, certainly very interesting fantasy - Canavan obviously has a taste for the 'rational'. I found it very difficult throughout this trilogy to manage the continual cutting from character to character, it seemed like every chapter (if not more frequently) began with the character you least wanted to go back to, having been through about 5 other characters' storylines since last reading about them. I also had a problem really caring about the people and the world, I'm not sure if
—William

I have enjoyed all of the books written by this author and once again this book achieved the same high standard. You either enjoy this genre or you do not. Pure escapism. This book was the last of the 'Age of 5' trilogy and all of the loose ends were skilfully dealt with. However, I had guessed the main twist regarding the 'Gods' well before the end of the book - I will not spoil this aspect for any other readers. This did not detract my enjoyment of the book, which I found to be the usual page turner with enough sub-plots and complexity to keep the reader interested in the story. A good read, but you do need to go back to the first book in the trilogy and read them in sequence, otherwise the story would be difficult to follow, especially the sub-plots and characters.
—Anthony Fisher

Write Review

(Review will shown on site after approval)

Read books by author Trudi Canavan

Read books in series age of the five

Read books in category History & Biography