Share for friends:

Read Turning Thirty (2005)

Turning Thirty (2005)

Online Book

Author
Genre
Rating
3.5 of 5 Votes: 4
Your rating
ISBN
0743477650 (ISBN13: 9780743477659)
Language
English
Publisher
gallery books

Turning Thirty (2005) - Plot & Excerpts

Category: BooksAuthor: Mike GayleGenre: Pop LiteratureRate: 3 out of 5Buku yang gw dapatkan dari diskonan Gramedia di Lotte Mart Fatmawati. Alasan gw beli buku ini?1. Karena lagi diskon (cuma jadi 20 ribu, hehehe),2. Karena judulnya, Turning Thirty - Beranjak Tiga Puluh.Itulah kondisi gw sekarang. Beranjak tiga puluh. Saat gw menuliskan blog review ini, umur gw sama persis kayak Matt Beckford sang tokoh utama buku ini, yaitu 29 tahun.Matt Beckford adalah seorang programer komputer asal Birmingham, Inggris yang sukses. Di umurnya yang ke-29, ia mempunyai karir yang baik di New York, Amerika Serikat, juga punya pacar bernama Elaine yang seru. Namun semuanya berubah ketika Elaine bilang kalau ia sudah tidak mencintai Matt lagi. Apakah Matt sedih? Ternyata tidak, ia pun merasakan hal yang sama dengan Elaine. Mereka berdua merasa hubungan yang mereka jalani sudah hilang gregetnya. Matt dan Elaine pun berpisah baik-baik. Matt mengajukan permohonan untuk pindah cabang kantor. Permohonannya disetujui dan ia akan pindah ke cabang di Australia. Sebelum pindah ke tempat baru, Matt minta cuti sekitar tiga bulan yang ia gunakan untuk pulang ke rumah orang tuanya di Birmingham. Masa-masanya di kampung halaman ia gunakan untuk bertemu dengan teman-teman lamanya sambil terus mencari tahu apa artinya memasuki usia dekade ketiga.Secara garis besar, buku ini mengungkapkan pemikiran dan kebingungan orang-orang seumuran gw secara jujur dan lugas. Entah tentang kekagetan kita begitu menyadari hal-hal yang kita anggap keren itu udah lamaaaaa banget, kemunduran stamina fisik, fakta-fakta pertemanan yang akan dihadapi oleh orang-orang di akhir 20-an, pemikiran yang semakin hari semakin dalam, sampai berbagai pencapaian hidup yang kita pikir akan didapatkan.Gw membaca buku di umur yang tepat. Makanya gw bisa membaca buku ini dengan nrimo dan santai. Karena gw bisa mengerti tentang segala konflik yang dihadapi oleh Matt dengan mudah. Semuanya seperti 'been there, done that. Chill bro'. Mungkin kalau gw bacanya di umur yang lebih muda, gw akan melihat buku ini sepenuhnya fiksi. Buku ini memang fiksi sih, semuanya karangan. Tapi hal-hal yang disampaikan itu bener banget. Kalau pun ada yang nggak bener, paling itu karena perbedaan budaya dan pergaulan antar kita orang timur dan Matt Beckford sang orang barat.Quote favorit gw di buku ini..."Terjadi begitu saja bukan?" kata Gershwin. "Kehidupan menjadi sibuk. Prioritas berubah. Kita hanya bisa menyalahkan diri sendiri, sungguh." -hal.162Itu kalimat yang bener banget saat lo menjelang umur 30 puluh tahun :-)

Kayaknya GPU menerbitkan buku-buku Mike Gayle dalam waktu yang bersamaan ya? Dan rata-rata konsep desain sampulnya mirip. Simple, tanpa banyak warna-warni permen tipikal sampul novel chicklit.Matt baru saja putus dengan pacarnya. Dia ditawari posisi baru di tempat kerjanya yang mengharuskan dia pindah ke Australia. Akan tetapi, bukannya langsung berangkat, Matt minta cuti selama tiga bulan untuk pulang ke kota kelahirannya. Dia tinggal kembali bersama orang tuanya, dan bertemu dengan teman-teman lamanya.Bagi saya, buku ini seperti sebongkah pengalaman hidup Matt selama tiga bulan. Saya tidak menangkap konflik utama yang benar-benar muncul dalam buku ini. Kita dibawa mengikuti bagaimana Matt menemui teman-teman lamanya, menyaksikan betapa waktu benar-benar dapat merubah seseorang. Sebagian teman-teman lamanya menjadi seperti apa yang telah diramalkan sejak dulu, sementara sebagian lagi menjadi orang yang tak pernah dibayangkan Matt sebelumnya. Jadi ya membacanya berasa agak flat aja. Seperti membaca suatu monolog dari Matt. I don’t feel that the main character is engaging enough.Selain soal menghadapi perubahan teman-temannya, Matt juga dihadapkan pada hubungan percintaannya yang aneh antara dia, Elaine mantan pacarnya, dan Ginny, teman lamanya yang dulu juga pernah menjadi pacarnya. Jadi mungkin salah satu hal yang cukup menarik dalam buku ini adalah menebak-nebak, akhirnya si Matt lebih memilih Elaine, atau Ginny.Tema utamanya sebenarnya cukup familiar dan membumi. Aren’t we all like Matt? Wondering what happened with the people that used to be around us?Kurangnya buku ini ya itu tadi. Flat. Saya tidak bisa menangkap karakter apapun yang menonjol dari tokoh dalam buku ini. Semuanya terasa sama saja. But still, at least setelah membaca buku ini saya jadi terpikir, that maybe it would be nice to have the kind of reunion that Matt had with his friends =).

What do You think about Turning Thirty (2005)?

I nearly didn’t bother with anymore Mike Gayle after the To Do List but thought I’d give one of his novels a go – and I’m really glad I did. This was miles better – a really thoughtful, philosophical book about growing up, looking back and trying to move forward in an unpredictable world. The main character Matt thinks he’s got his life planned out living in New York, good job and nice girlfriend, until one day they mutually decide that although they care deeply about each other they just are not ‘the one’ they each want to settle down with. So Matt’s life is instantly thrown into upheaval. He’s offered a job in Australia, but it doesn’t start for three months so he decides to go home to Birmingham and move back in with his parents for a while. But this throws up all kinds of weird and wonderful memories and Matt begins to question what happiness in life is really all about. I think they loosely call this kind of writing lad-lit but I actually enjoyed the writing style a lot more than some of the chick-lit I have read. The ending wasn’t predictable, I really cared for the characters and, written in the first person and in a very philosophical way, I kept forgetting that I wasn’t reading something autobiographical. Definitely recommend Turning Thirty to both men and women. I’m glad I wasn’t put off by The To Do List and I think I’ll give another of his novels a go.
—Sharon

This book was alright. I originally planned to read this book a few months ago in "preparation" for my own 30th birthday, but didn't end up getting to it until the day after. This was a fast read and sometimes an entire page (and chapter) consisted of a one paragraph email. I liked the writing style of this book for a nice change of pace though. I found the short chapters to be very accommodating when I was trying to squeeze a chapter or two in around other things. The story itself was pretty superficial and you really didn't even get to know the main character all that well, much less the supporting characters. Of all the characters, I felt I got to know, and like, Elaine the best which was weird b/c she's supposed to be his ex-girlfriend but she continues to play a pretty major role in his life even after they break up.In my opinion, if you're about to turn 30, or recently have, then you will enjoy this story enough by relating to many of the emotions and changes he's going through at this juncture in his life. If you're not in that category I would pass on this book as there isn't enough plot and character development there to keep you interested.
—Jaclyn

Dibeli karena mendadak galau karena keluyuran sendirian di toko buku (oke, kapan sih gw nggak galau?) dan juga terpengaruh obrolan soal rencana hidup bertemakan turning 25 dengan si BlaBla (yang akan berumur 25 tahun ini) sebelumnya. Jadi meskipun gw masih *cough* jauh dari usia 30, maka gw memutuskan untuk membeli buku ini.Dari segi cerita mungkin mirip chick lit ya, bedanya penulis dan tokoh utamanya pria. Plot utama berkisar pada kegalauan Matthew Beckford dalam menghadapi pergantian usia menuju 30 tahun. Menurutnya, umur 30 tahun adalah saat aneka kegalauan usia duapuluhan berakhir dan hidup mulai berjalan dengan lancar, seperti misalnya memiliki aparetemen berwarna monokrom, rak anggur yang lengkap, dan yang paling penting, pasangan hidup. Sayangnya hal itu tidak terjadi, karena yang terjadi adalah Matt putus dengan pacarnya, meninggalkan apartemennya, pindah kerja (yang masih akan dimulai tiga bulan lagi), dan terpaksa tinggal di rumah orang tuanya. Dari sini, berbagai persoalan (dan kegalauan) mulai bermunculan kembali.Meskipun sebenernya novel semacam begini adalah yang biasanya nggak gw lirik, secara mengejutkan gw suka dengan novel ini. Tidak ada konflik yang benar-benar meningkat dan banyak kemunculan karakter di sana sini terkadang terasa membingungkan karena lebih tampil sebagai pemanis saja. Tapi dialog yang ada terasa menyenangkan untuk diikuti. Lumayan untuk mengisi waktu luang sembari mikir mau jadi apa pas udah berusia 30 nanti :)
—Rise

Write Review

(Review will shown on site after approval)

Read books by author Mike Gayle

Read books in category Romance